Tujuan
Melihat
pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis dengan mengukur
banyaknya O2 yang dikeluarkan.
Hasil
Pengamatan
Intensitas
Cahaya
|
O2
yang dihasilkan
|
|||||||
20o
C
|
30o
C
|
|||||||
15
|
25
|
60
|
120
|
15
|
25
|
60
|
120
|
|
100
|
3,5
|
|
|
|
10
|
|
|
|
36
|
|
4
|
|
|
|
9,5
|
|
|
6,25
|
|
|
4
|
|
|
|
9,5
|
|
1,56
|
|
|
|
4
|
|
|
|
9,5
|
Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses yang
terjadi hanya di tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana
energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia
(ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat
dari air dan karbondioksida. Sehingga seluruh molekul organik lainnya dari
tanaman disentesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung
pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis
(Devlin, 1975).Fotosintesis menghasilkan glukosa dan karbohidrat. Hasil
tersebut sebagian digunakan sebagai energi bagi tumbuhan agar tetap hidup.
Hasil yang tidak digunakan disimpan sementara pada daun atau bagian tumbuhan
yang lain dalam bentuk zat tepung.
Laju
fotosintesis berbagai spesies tumbuhan berbeda dan dipengaruhi oleh adanya
keragaman cahaya, suhu, tahap pertumbuhan, ketersediaan CO2 dan ketersediaan
air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus
yang optimum (Salisbury, 1995).
Banyak faktor yang mempengaruhi laju
fotosintesis diantaranya adalah cahaya, konsentrasi karbondioksida, suhu, kadar
air, kadar fotosintat, tahap pertumbuhan, dan faktor dalam yakni konsentrasi
klorofil, defisit air, dan konsentrasi enzim. Cahaya, pengaruh cahaya terhadap
laju fotosintesis dapat didasarkan pada intensitas cahaya, lamanya penyinaran
dan kualitas cahaya. Semakin tinggi intensitas cahaya maka tumbuhan akan banyak
menghasilkan energi ATP, namun jika terlalu tinggi akan merusak klorofil. Konsentrasi
oksida, semakin banyak karbon
dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis. Suhu, suhu yang optimal agar proses fotosintesis
dapat berjalan maksimal adalah 10-38o C atau berada pada suhu yang
tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah. Kadar air, kekurangan air atau
kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida
sehingga mengurangi laju fotosintesis. Kadar fotosintat, jika
kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis
akan berkurang. Tahap pertumbuhan,
laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah
daripada tumbuhan dewasa. Hal ini dikarenakan tanaman yang sedang berkecambah
memerlukan energi yang banyak untuk pertumbuhannya menjadi tanaman dewasa.
Percobaan 6 ini berdasarkan dengan
teori yang di kemukakan oleh F.F Blackman pada tahun 1905 yang berkesimpulan
bahwa proses fotosintesis meliputi reaksi fotokimia dan reaksi enzimatik. Blackman
melakukan percobaan dengan menggunakan tumbuhan air
yang hijau Elodea sebagai bahan ujinya. Bila sepotong tumbuhan itu ditempatkan
terbalik dalam larutan encer NaHCO3 (yang
merupakan sumber CO2) diterangi dengan lampu senter maka gelembung
oksigen segera dikeluarkan dari bagian potong tangkainya. Kemudian dihitunglah
jumlah gelembung yang dikeluarkan dalam interval waktu tertentu pada setiap
intensitas cahaya. (Kimball,1983:180). Pada percobaan lain disebutkan bahwa
peningkatan CO2 diikuti
peningkatan fotosintesis. (Curtis dan Clark,1950).
Dari hasil
percobaan dapat dikatakan bahwa pada perlakuan suhu 20o C tidak
sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa semakin tinggi intesitas
cahaya yang diberikan maka akan banyak oksigen yang dihasilkan, namun pada
percobaan ini berbanding terbalik menjadi pada intensitas cahaya tinggi
menghasilkan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan dengan intesitas yang
rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam melakukan
pengamatan tersebut. Pada perlakuan 30o C menunjukan hasil yang
sesuai dengan literatur yakni intensitas yang tinggi menghasilkan oksigen yang
lebih banyak dibandingkan dengan pemberian perlakuan pada intensitas rendah.
Perbedaan suhu juga terlihat jelas sesuai dengan literatur dimana suhu yang
lebih tinggi akan menghasilkan oksigen yang lebih banyak. Namun jika suhu
terlalu tinggi akan merusak enzim, karena suhu mempengaruhi kerja enzim dalam
fotosintesis.
Jawaban
Pertanyaan
1. Dapat
dilihat pada data perlakuan suhu 30o C dimana pada jarak pemberian
cahaya yang dekat menghasilkan oksigen yang lebih banyak dibandingkan pada
jarak jauh. Sehingga jarak intensitas cahaya merupakan pembatas fotosintesis,
karena cahaya diperlukan dalam proses fotosintesis.
2. Hasil percobaan
dapat menunjukan sifat reaksi ganda dari fotosintesis yaitu pada suhu 30ยบ C
dimana fotosintesis yang terjadi pada fase terang dan fase gelap (reaksi ganda)
memerlukan cahaya dan berhenti bila tak ada cahaya (terhambat). Bila fase
terang terjadi maka fase gelap juga dapat berlangsung karena fase gelap
menggunakan energi dari fase terang dengan menghasilkan glukosa. Jadi bila fase
terang tidak terjadi maka fase gelap juga tidak akan berlangsung.
3.
CO2
dapat dianggap sebagai pembatas dalam percobaan ini karena laju fotosintesis yang meningkat dengan naiknya suhu
tidak terjadi jika suplai CO2 terbatas. Jadi, konsentrasi CO2 harus
ditambahkan sebagai faktor ketiga yang mengatur laju fotosintesis itu
berlangsung.
Kesimpulan
Pada
perlakuan suhu 20oC tidak sesuai dengan literatur, dimana hasil
percobaan tersebut menunjukan pemberian intensitas yang besar menghasilkan
oksigen yang sedikit dibandingkan dengan pemberian intensitas yang lebih
rendah. Pada perlakuan 30o C sesuai dengan literatur dimana
pemberian intensitas yang tinggi menghasilkan oksigen yang lebih banyak
dibandingkan dengan pemberian intensitas yang rendah. Pengaruh suhu juga dapat
terlihat jelas dimana perlakuan suhu 20o C menghasilkan oksigen yang
sedikit dibandingkan dengan perlakuan suhu 30o C.
Daftar
Pustaka
Clark,D.G. and Curtis,O.F.
and. 1950. An Introduction Plant Physiology. London: McGrow-Hill
Book Company, Inc.
Devlin Robert M.1975.Plant
Physiology Third Edition.New York:D. Van Nostrand.
Kimball,
John W. 1983. Biologi Edisi
Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Salisbury J.W. dan Ross.1995.Fisiologi Tumbuhan
Jilid 2.Bandung:ITB.